Ucapan Terakhir Timothy Anugerah Saputra untuk Ibunya, Petunjuk Kunci

Esamesta.com – Sharon, ibu dari Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, mengungkapkan pengalamannya saat menemui putranya di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Saat itu, Sharon menerima telepon dari pihak kampus yang memintanya segera datang ke IGD. Pada Rabu (15/10/2025), pagi hari, ia tidak mengetahui bahwa anaknya terluka parah akibat melompat dari lantai empat gedung FISIP.

“Ya diminta untuk segera ke IGD Sanglah gitu. Saya tanya ada apa, ‘Ya sudah Ibu sekarang aja kesana’ gitu,” ujar Sharon dikutip dari sebuah video YouTube.

Sesampainya di IGD, Sharon melihat Timothy sedang ditangani secara intensif oleh dokter. “Saya datang Timy sedang diobservasi ya. Jadi ada observasi menyeluruh waktu itu. Kemudian masih buka mata,” kata Sharon.

Menurut Sharon, Timothy mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya. Meski begitu, ia masih sadar dan bisa diajak berkomunikasi. Sharon kemudian mendapatkan informasi bahwa anaknya terjatuh dari lantai 2 gedung Fisip. Namun, informasi tersebut masih simpang siur.

“Nah sebelum dia masuk itu saya sempat tanyakan. Karena pertamanya waktu saya pertama kali datang dibilang Timy jatuh dari lantai 2 gitu. Terus saya dengar lagi ada yang bilang dari lantai 3 juga gitu. Enggak jelas. Jadi saya tanya sama Timy,” kata Sharon.

Baca Juga :  Sekda Sudirman: Perkuat Kerjasama UIN STS Bersama Anggota DPR dan DPD RI Tingkatkan SDM di Provinsi Jambi

Timothy kemudian mengaku kepada ibunya bahwa ia jatuh dari lantai 4. “Timy ini ada yang bilang dari lantai 2, ada yang bilang dari lantai, Timi jatuhnya dari mana?” ucap Sharon kepada Timothy.

Dengan suara pelan, Timothy menegaskan dirinya jatuh dari lantai 4. “Terus Timy bilang ‘Lantai 4 Mami gitu’. Timy bilang seperti itu sama saya,” kata Sharon.

Sharon menegaskan bahwa ia tidak terpikir untuk bertanya kepada Timothy tentang alasannya melompat dari lantai 4. “Tapi di dalam kondisi itu jelas saya nggak ada kekuatan untuk bilang ‘Why’ gitu. Saya nggak tanya lebih lanjut apakah kamu itu menjatuhkan diri atau ada yang mendorong atau apapun. Itu buat saya kayak nggak ada sama sekali gitu,” ujar Sharon.

Sharon hanya berusaha menguatkan anak kesayangannya. “Jadi waktu itu saya cuma bilang ‘Timy, Timy pegang tangan Tuhan Yesus ya. Timy pegang tangan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus nggak akan kuatin Timy’,” ucap Sharon sambil menangis.

Baca Juga :  Gubernur Al Haris Hadiri Halal Bihalal NU Provinsi Jambi

Beberapa saat setelah mendapatkan perawatan, Timothy meninggal dunia.

Penjelasan Polisi Mengenai Kematian Timothy

Polisi memastikan bahwa Timothy melompat dari lantai 4 bukan karena bullying atau perundungan. Kepastian ini didapat setelah polisi meminta keterangan 19 orang saksi, termasuk teman korban, dosen, dan orangtua korban.

Kapolsek Denpasar Selatan Kompol Laksmi Trisnadewi mengatakan bahwa korban dikenal sebagai sosok cerdas dan tegas. “Jadi rekan-rekan itu segan, malahan. Kemudian kalau untuk menjadi korban pembullyan, itu dari teman-temannya pun merasa itu sangat kecil sekali kemungkinannya terjadi. Karena korban ini orang yang berprinsip sekali,” ujar Laksmi.

Ia mengatakan bahwa dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) juga dipastikan korban jatuh dari gedung tersebut bukan karena terpeleset. Hal tersebut dikuatkan oleh rekaman CCTV maupun keterangan sejumlah saksi yang sempat melihat korban sebelum kejadian.

Selain itu, struktur bangunan di area gedung tersebut tidak memungkinkan orang untuk terpeleset. “Kalau untuk jatuh terpeleset, tidak ya. Karena di sana itu tempat duduk, kemudian ada pagar atau balkon. Jadi lebih memungkinkan korban itu naik, kemudian jatuh seperti itu,” kata dia.

Baca Juga :  H Abdul Rahman-H Andi Muhammad Guntur Calon yang Libatkan Warga Untuk Pembangunan Kota Jambi

Polisi menduga korban jatuh dari gedung tersebut karena bunuh diri. “Lebih ke unsur sengaja menjatuhkan diri seperti itu. Tapi tidak ada saksi yang melihat seperti itu,” sambung Laksmi.

Ayah Lapor Polisi

Ayah Timothy, Lukas Triani Putra, melaporkan kematian Timothy ke Polres Denpasar. Pasalnya, ia merasa tidak ada transparansi dari pihak kampus.

“Saya melapor ke Polres Denpasar penyebabnya tidak ada penjelasan yang jelas dari pihak kampus kronologinya seperti apa. Kedua, tidak adanya dari pihak kampus menjelaskan secara rinci, memanggil kita, biar jelas. Jadi saya pikir, saya serahkan ke pihak kepolisian, yang berwenang,” ucapnya.

Ia pun meminta maaf kepada teman-teman dan dosen almarhum. “Kami keluarga minta maaf segala tingkah laku Timmy kepada dosen, dan teman-temannya. Apabila semasa hidupnya, Timmy merugikan kepada pihak-pihak yang ada di sekitarnya,” katanya sambil menahan tangis. (sam)