5 Film Tragis dan Lucu tentang Pengemis

Esamesta.com, Film – Jika kamu sedang mencari film yang bisa membuatmu merenung sekaligus tertawa, mungkin kamu perlu menonton beberapa film tragikomedi yang mengangkat isu tunawisma. Film-film ini tidak hanya menyajikan kisah-kisah yang penuh emosi, tetapi juga memberi perspektif baru tentang kehidupan para tokoh utamanya. Berikut adalah rekomendasi film-film yang layak kamu tonton.

1. Urchin (2025)

Urchin adalah film debut sutradara Harris Dickinson yang memperoleh banyak apresiasi sejak dirilis pada tahun 2025. Film ini mengisahkan Mike (Frank Dillane), seorang pemuda tunawisma yang mengalami ketergantungan narkoba. Suatu hari, ia diberi kesempatan untuk memperbaiki hidupnya setelah diterima bekerja di sebuah restoran. Namun, upayanya untuk beradaptasi dengan rutinitas barunya tidak mudah.
Film ini berhasil menggambarkan isu tunawisma dengan pendekatan humanis. Fakta bahwa Mike adalah anak adopsi yang akhirnya tidak memiliki dukungan dari lingkungan sekitarnya turut menjadi bagian dari cerita. Setelah menonton film ini, kamu mungkin akan lebih sulit untuk menghakimi orang-orang yang hidupnya tidak terstruktur.

2. Smithereens (1982)


Smithereens mengisahkan Wren (Susan Berman), seorang perempuan muda yang datang ke New York dan berusaha masuk ke skena musik punk. Ia mencoba membangun jaringan selama beberapa waktu, tetapi impian itu masih jauh dari kenyataan. Akhirnya, ia terpaksa meninggalkan apartemennya karena menunggak biaya sewa dan harus menerima penolakan dari orang-orang terdekat.
Satu-satunya orang yang bersedia menerimanya adalah Paul (Brad Rijn), seorang pemuda perantau yang tinggal di van butut. Sayangnya, Wren hanya memanfaatkan Paul sebagai tempat berteduh. Ia sibuk menjilat sana-sini demi meniti karier. Di akhir cerita, Wren mendapat karma atas kelakuannya sendiri. Film ini menggabungkan unsur lucu dan tak terduga.

Baca Juga :  5 Film Balas Dendam Denzel Washington yang Membuat Deg-Degan

3. The Lovers on the Bridge (1991)


The Lovers on the Bridge disebut oleh Harris Dickinson sebagai salah satu inspirasi bagi film Urchin. Film ini mengisahkan sepasang seniman yang bertemu saat mereka terlunta-lunta di sebuah jembatan di Paris. Mereka adalah Michele (Juliette Binoche) dan Alex (Denis Lavant).
Keduanya memiliki masa lalu dan alasan masing-masing yang membuat mereka menjadi tunawisma. Meski begitu, mereka saling membantu dan berusaha bertahan hidup bersama. Film ini sering dibandingkan dengan Before Sunrise (1995) dalam versi tragikomedi. Jika kamu suka film yang penuh emosi, film ini layak ditonton.

Baca Juga :  Hanya dengan Garam dan Pasta Gigi Komedo Hitam di Hidung Kamu Bisa Bersih Total, Begini caranya

4. Somers Town (2008)


Thomas Turgoose memainkan peran Tomo, seorang remaja yang kabur dari rumah karena alasan tertentu. Sesampai di London, Tomo dirampok oleh sekelompok anak muda. Tanpa uang sedikit pun, Tomo beruntung bertemu dengan Marek (Piotr Jagiello), seorang anak imigran Polandia yang ayahnya bekerja di proyek konstruksi.
Marek mempersilakan Tomo tinggal di flatnya dengan syarat ayahnya tidak tahu. Dinamika hubungan keduanya menarik, ditambah dengan cinta segitiga yang terbentuk karena dua bocah ini naksir satu sosok yang sama. Film ini penuh dengan momen lucu, tetapi juga menampilkan sisi gelap London.

5. My Own Private Idaho (1991)


Dalam My Own Private Idaho, River Phoenix bertransformasi menjadi Mike, seorang tunawisma yang bertahan hidup dengan menjadi pekerja seks jalanan. Awalnya, Mike digambarkan sendirian, tetapi perlahan kita diperkenalkan pada beberapa sosok yang menjadi “found family” baginya. Mulai dari Scott (Keanu Reeves) hingga Bob (William Richert), ketua geng tunawisma yang menjadi sosok bapak bagi anak-anak muda seperti Mike.
Plot film ini sangat tak terduga, mirip dengan perjalanan acak dua pemuda ini berkeliling Kota Portland, Idaho, sampai Roma demi mencari jawaban dari masa lalu Mike. Selain isu tunawisma, film ini juga menyentuh ketimpangan dan eksistensi kaum LGBTQ+ yang masih tabu pada masa itu. Meskipun gagal masuk ranah mainstream, film ini menjadi primadona di beberapa festival film bergengsi di Eropa.

Baca Juga :  Biaya administrasi Tabungan Bank Mega dan Fasilitasnya

Kesimpulan

Meskipun sebagian besar kasus tunawisma berakar dari faktor ekonomi, alasan seseorang menjadi tunawisma bisa sangat beragam dan kompleks. Film-film tragikomedi di atas bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga bisa menjadi media pembelajaran yang menarik. Dengan campuran komedi dan tragedi yang seimbang, film-film ini bisa memengaruhi emosimu secara mendalam. (del)