10 Pemain Sepak Bola yang Tidak Akur, Arsenal Paling Banyak

Esamesta.com, Bola – Dalam dunia sepak bola, hubungan antar pemain sering kali dianggap sebagai ikatan yang kuat. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam bersama, baik dalam latihan, makan, atau merayakan kemenangan. Namun, tidak semua hubungan bisa berjalan mulus. Terkadang, perselisihan dan permusuhan terjadi karena perbedaan kepribadian, nilai-nilai, atau bahkan ego yang terlalu besar.

Esamesta.com telah mengumpulkan beberapa kasus rekan satu tim yang tidak tahan satu sama lain. Berikut adalah daftar pemain yang tidak hanya gagal memahami satu sama lain, tetapi juga terang-terangan membenci satu sama lain.

Emmanuel Frimpong dan Samir Nasri (Arsenal)

Perseteruan ini bermula pada 2011 ketika Samir Nasri mengecam Emmanuel Frimpong karena diusir keluar lapangan saat timnya kalah dari Liverpool. Frimpong, yang baru berusia 19 tahun, merasa diperlakukan tidak adil oleh Nasri. Komentar Nasri yang menyebut bahwa kekalahan itu disebabkan oleh Frimpong membuat pemain muda tersebut marah. Beberapa bulan kemudian, Jack Wilshere menggunakan media sosial untuk mendoakan keberuntungan Nasri setelah ia meninggalkan Arsenal. Frimpong melihat twit itu dan memberi respons singkat yang langsung menarik perhatian Nasri.

Baca Juga :  Jadwal Super League 2025/2026 Pekan ke-12: Malut United dan Persib Libur, Derbi Mataram Hadir di Solo

Nasri kemudian menelepon Frimpong untuk mengkonfrontasinya. Ia mengancam akan menyelesaikan masalah secara jantan jika diperlukan. Frimpong menjawab dengan tegas bahwa ia tidak takut pada Nasri. Meskipun akhirnya Nasri pergi dari Arsenal, Frimpong tetap tidak menyukai pemain tersebut.

Zlatan Ibrahimovic dan Rafael van der Vaart (Ajax)

Kedua mantan rekan setim Ajax ini bentrok dalam pertandingan persahabatan internasional antara Swedia dan Belanda. Zlatan Ibrahimovic mencederai Rafael Van der Vaart, dan pemain asal Belanda itu yakin itu disengaja. Dalam autobiografinya, Zlatan mengungkapkan bahwa ia mengancam akan mematahkan kedua kaki Van der Vaart. Van der Vaart mengakui bahwa hubungan mereka selalu buruk, meskipun ia lebih suka berada di tim dengan orang-orang yang jujur.

Kolo Toure dan William Gallas (Arsenal)

Meskipun memiliki potensi menjadi pasangan bek tengah yang fantastis, hubungan Kolo Toure dan William Gallas tidak terlalu kuat. Toure menyadari bahwa hubungan mereka sangat sulit karena tidak saling berbicara di lapangan. Akibatnya, Toure memutuskan untuk pergi dari Arsenal demi kebaikan tim.

Jens Lehmann dan Manuel Almunia (Arsenal)

Lehmann tidak senang menjadi pemain cadangan Almunia. Almunia mengatakan bahwa Lehmann membencinya. Hubungan ini memburuk karena Almunia sedang dalam performa terbaiknya, sementara Lehmann tidak dalam kondisi yang baik. Ketegangan ini terus berlanjut hingga akhirnya Almunia memilih untuk mengabaikan Lehmann.

Baca Juga :  Juventus Bungkam Inter di Allianz Stadium

Mauro Icardi dan Maxi Lopez (Sampdoria)

Hubungan Icardi dan Lopez bermula ketika Icardi berselingkuh dengan istri Lopez, Wanda Nara. Nara akhirnya meninggalkan Lopez demi Icardi. Lopez mengungkapkan bahwa ia tidak bisa memaafkan Icardi. Bahkan, ia menolak berjabat tangan dengan Icardi menjelang pertandingan melawan Inter Milan.

Teddy Sheringham dan Andy Cole (Manchester United)

Meskipun bermain bersama selama empat musim, Andy Cole dan Teddy Sheringham tidak pernah berteman. Cole menuduh Sheringham merusak debutnya bersama Inggris pada 1995. Cole menggantikan Sheringham, yang tidak melakukan kontak mata dan menolak tawaran jabat tangan. Sejak saat itu, Cole merasa malu dan tidak pernah bisa melupakannya.

Jamie Carragher dan El-Hadji Diouf (Liverpool)

Carragher menyebut Diouf sebagai pesepakbola terburuk yang pernah bermain bersamanya di Liverpool. Diouf juga menyampaikan pendapatnya tentang Carragher, mengatakan bahwa Carragher tidak pantas disebut satu frasa. Permusuhan ini terus berlangsung hingga beberapa tahun kemudian.

Baca Juga :  Juventus Bungkam Manchester City di Liga Champions

Lothar Matthaus dan Stefan Effenberg (Jerman dan Bayern Munchen)

Matthaus dan Effenberg adalah rekan satu tim di Bayern Munchen dan tim nasional Jerman. Namun, hubungan mereka tidak harmonis. Effenberg menyebut Matthaus sebagai seorang ‘pecundang’ dalam autobiografinya. Matthaus juga merasa hal yang sama, karena sering menyebut-sebut nama Effenberg di media sosialnya.

John Fashanu dan Lawrie Sanchez (Wimbledon)

Wimbledon dikenal sebagai ‘Geng Gila’ karena banyaknya perseteruan antar pemain. Fashanu dan Sanchez berselisih paham saat latihan. Fashanu mengenang insiden tersebut dalam wawancara, mengatakan bahwa Sanchez tidak mudah dikalahkan. Meskipun tidak berhasil menghabisi Sanchez, Fashanu menyatakan penyesalannya tidak memukul Sanchez lebih awal.

Craig Bellamy dan John Arne Riise (Liverpool)

Ketidaksukaan Craig Bellamy terhadap John Arne Riise bermula dari insiden terkenal selama mereka di Liverpool. Pada 2007, Bellamy diduga memukul Riise dengan tongkat golf setelah pertengkaran memanas. Meskipun hubungan mereka tetap tegang, keduanya tetap profesional di lapangan. Bellamy mengakui bahwa insiden tersebut menyebabkan keretakan di ruang ganti. (sam)

Komentar