Esamesta.com, Kesehatan – Rasa bahagia tidak selalu datang dari peristiwa besar, tetapi bisa muncul dari kebiasaan sederhana seperti rutin berolahraga. Aktivitas fisik memiliki dampak signifikan terhadap produksi hormon-hormon yang memengaruhi suasana hati, termasuk endorfin (hormon kebahagiaan), dopamin (hormon penghargaan yang memotivasi perilaku untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan), serta serotonin (hormon yang berperan dalam mengatur suasana hati, tidur, nafsu makan, dan fungsi tubuh lainnya). Oleh karena itu, memahami jenis olahraga yang dapat memicu hormon-hormon tersebut menjadi penting bagi siapa pun yang ingin menjaga kesehatan mental sekaligus kebugaran tubuh.
Setiap gerakan yang dilakukan tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga membantu pikiran tetap stabil dan positif. Namun, tidak semua jenis olahraga memberikan efek yang sama terhadap hormon kebahagiaan. Berikut beberapa olahraga yang disarankan untuk meningkatkan hormon-hormon tersebut:
- Lari teratur memicu pelepasan endorfin dan serotonin
Lari adalah salah satu olahraga sederhana yang memberikan manfaat besar bagi keseimbangan hormon di otak. Saat berlari, tubuh akan meningkatkan denyut jantung dan mempercepat sirkulasi darah, sehingga oksigen tersalurkan lebih baik ke seluruh tubuh. Proses ini merangsang pelepasan endorfin yang dikenal sebagai “hormon bahagia,” membuat suasana hati menjadi lebih tenang dan rileks. Selain itu, kadar serotonin juga meningkat, membantu mengurangi stres, cemas, dan kelelahan mental yang sering muncul setelah hari panjang.
Bagi sebagian orang, lari di pagi hari memberikan efek menenangkan karena paparan sinar matahari turut membantu produksi vitamin D yang berkaitan dengan kestabilan mood. Frekuensi lari yang ideal tidak perlu terlalu berat, cukup dilakukan tiga hingga empat kali seminggu dengan durasi 30 menit. Kombinasi gerakan teratur, udara segar, dan ritme napas yang stabil menjadi faktor penting yang membuat hormon bahagia bekerja optimal dalam tubuh.
- Yoga membantu menstabilkan keseimbangan mental dan fisik

Yoga dikenal sebagai latihan yang memadukan pernapasan, meditasi, dan gerakan tubuh untuk mencapai keseimbangan antara pikiran dan fisik. Setiap sesi yoga membantu menurunkan kadar kortisol atau hormon stres, sekaligus meningkatkan hormon dopamin dan serotonin yang memunculkan perasaan tenang. Gerakan seperti child’s pose atau downward dog juga membantu melancarkan aliran darah ke otak, memberikan sensasi rileks yang lebih dalam.
Selain itu, praktik yoga secara rutin dapat memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan tekanan darah, dua hal yang berpengaruh besar pada kestabilan suasana hati. Saat tubuh beradaptasi dengan pola pernapasan yang teratur, sistem saraf parasimpatis ikut aktif, menciptakan rasa damai dan bahagia secara alami. Karena itu, yoga sering disarankan sebagai bentuk terapi pelengkap bagi individu yang mengalami stres kronis atau gangguan kecemasan.
- Berenang menstimulasi hormon oksitosin dan dopamin

Berenang memberikan efek menenangkan yang mirip dengan meditasi, terutama karena gerakannya dilakukan secara ritmis dan melibatkan hampir seluruh otot tubuh. Saat tubuh bergerak dalam air, otak merespons dengan meningkatkan produksi dopamin yang berperan dalam memberikan rasa puas dan bahagia. Suara air, suhu yang sejuk, dan sensasi melayang juga membantu tubuh menurunkan kadar hormon stres.
Selain itu, berenang merangsang pelepasan oksitosin, hormon yang identik dengan rasa kedekatan dan kehangatan emosional. Tidak heran banyak orang merasa lebih positif dan lega setelah berenang. Aktivitas ini juga bisa menjadi bentuk self-care yang efektif, karena membantu tubuh beristirahat dari tekanan emosional sekaligus memperkuat sistem kardiovaskular.
- Menari meningkatkan interaksi sosial dan hormon endorfin

Menari merupakan bentuk ekspresi tubuh yang tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga memperkaya emosi positif. Ritme musik yang mengiringi gerakan tubuh merangsang pelepasan endorfin secara cepat, membuat perasaan menjadi lebih ringan dan bersemangat. Saat seseorang menari, tubuh mengeluarkan energi dalam jumlah besar yang kemudian diimbangi dengan peningkatan hormon bahagia untuk menjaga keseimbangan emosional.
Menariknya, kegiatan menari bersama orang lain memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan produksi oksitosin, hormon yang berperan dalam rasa keakraban. Karena itu, komunitas tari sering menjadi tempat terapi nonmedis bagi individu yang ingin mengurangi stres atau kesepian. Menari secara rutin, bahkan hanya 20 menit sehari, dapat memberikan efek psikologis yang signifikan terhadap kebahagiaan seseorang.
- Bersepeda memperkuat fungsi otak dan menurunkan hormon stres

Bersepeda menjadi salah satu kegiatan yang mudah dilakukan, sekaligus efektif meningkatkan keseimbangan hormon tubuh. Saat mengayuh pedal, tubuh mengaktifkan sistem saraf pusat untuk melepaskan dopamin dan endorfin. Hal ini membantu menjaga konsentrasi sekaligus memperbaiki suasana hati. Aktivitas tersebut juga meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga mendukung fungsi kognitif dan menurunkan risiko gangguan mental seperti depresi ringan.
Selain manfaat fisiologisnya, bersepeda di ruang terbuka memberikan tambahan efek relaksasi karena paparan alam dan udara segar dapat menurunkan kadar kortisol. Saat dilakukan secara konsisten, bersepeda membantu tubuh mengenali pola kebahagiaan alami melalui aktivitas fisik yang menyenangkan. Efeknya bukan hanya pada fisik yang lebih bugar, tetapi juga pikiran yang terasa lebih ringan dan fokus.
Kebahagiaan ternyata tidak selalu perlu dicari lewat hal besar, karena tubuh memiliki cara untuk menciptakannya melalui aktivitas olahraga sederhana. Dengan memilih jenis olahraga yang sesuai kebutuhan, kamu bisa menyeimbangkan hormon sekaligus menjaga kesehatan mental tetap stabil. Jadi, sudah siap menemukan cara paling efektif untuk meningkatkan hormon bahagia lewat olahraga pilihanmu? (dwi)








Komentar