Esamesta.com, Kuliner – Bandung, kota yang terkenal dengan udara sejuk dan pesona kulinernya yang beragam, selalu punya cara untuk memanjakan lidah siapa pun yang datang. Dari kuliner tradisional hingga modern, semua bisa ditemukan di sini. Namun, di antara sekian banyak pilihan, ada satu jenis hidangan yang tak pernah gagal menggoda selera: olahan bebek.
Dagingnya yang gurih, berpadu dengan bumbu khas Nusantara, menjadikan setiap suapan terasa istimewa. Berikut ini tiga rekomendasi olahan bebek paling “well” di Bandung — tiga tempat yang tak hanya legendaris, tapi juga terus mempertahankan cita rasa hingga kini: Bebek Ali Borme, Bebek Bakar A Yayo, dan Bebek Item Mas Wanti.
1. Bebek Ali Borme — Gurih Pedas yang Melegenda
Siapa yang belum mendengar nama Bebek Ali Borme? Tempat ini bisa dibilang salah satu ikon kuliner bebek di Bandung. Terletak di kawasan Jalan Pelajar Pejuang, bebek di sini terkenal dengan tekstur dagingnya yang empuk namun tidak lembek, serta bumbu sambal koreknya yang nendang.
Begitu bebek digoreng kering, aroma khasnya langsung menyeruak. Gurihnya kulit luar berpadu dengan daging dalam yang lembut, menciptakan sensasi sempurna di lidah. Sambal korek khas Ali Borme menjadi pelengkap wajib — pedasnya membakar, tapi justru bikin ketagihan. Tak heran, setiap jam makan, antrean panjang jadi pemandangan biasa.
Yang menarik, Ali Borme tetap mempertahankan resep lama tanpa kompromi. Tidak heran jika pelanggan lama terus kembali, mencari cita rasa “otentik” yang sulit ditandingi. Bagi pecinta bebek pedas, tempat ini wajib jadi destinasi kuliner pertama.
2. Bebek Bakar A’Yayo — Lembutnya Daging dan Harum Bumbu Bakar
Jika kamu mencari olahan bebek yang tak hanya menggoda lidah tapi juga menenangkan hati, Bebek Bakar A ‘Yayo jawabannya. Lokasinya di sekitar Jalan Lodaya ini terkenal dengan bebek bakarnya yang empuk, juicy, dan wangi rempah.
Daging bebek di sini dibakar dengan cara khusus — dibumbui hingga meresap, lalu dibakar perlahan di atas bara api. Hasilnya? Daging terasa lembut, dengan aroma bakaran yang menggoda selera. Setiap gigitan menghadirkan kombinasi manis, gurih, dan sedikit asap yang memikat. Sambal bawang dan lalapan segar menjadi pasangan sempurna.
Yang membuat A’Yayo berbeda adalah keseimbangannya: bumbunya kuat tapi tidak menutupi rasa alami daging bebek. Cocok untuk kamu yang tidak suka rasa terlalu pedas, tapi tetap ingin sensasi “nendang” dari olahan bebek yang matang sempurna.
3. Bebek Item Mas Wanto — Hitamnya Menggoda, Rasanya Mendalam
Dari namanya saja sudah menarik: Bebek Item Mas Wanto. Warna “item” di sini bukan karena gosong, melainkan karena bumbu khas berwarna hitam legam yang kaya rempah. Lokasinya yang berada di kawasan Buah Batu membuatnya mudah dijangkau, dan setiap pengunjung yang datang pasti penasaran dengan keunikannya.
Bumbu item ini terbuat dari campuran rempah halus, bawang hitam, serta proses masak panjang yang membuat rasa gurihnya dalam dan sedikit manis. Daging bebeknya empuk, meresap hingga ke tulang. Begitu disantap, rasa bumbu langsung menempel di lidah — intens, dalam, dan sulit dilupakan.
Selain cita rasa khasnya, suasana rumah makannya juga sederhana namun hangat. Tidak jarang pengunjung datang bersama keluarga besar untuk menikmati bebek item sambil bercengkerama. Di sini, makan bukan sekadar soal kenyang, tapi juga pengalaman kuliner yang penuh cerita.
Kesimpulan: Cita Rasa Bebek yang Tak Lekang oleh Waktu
Dari pedasnya Bebek Ali Borme, harumnya Bebek Bakar A Yayo, hingga uniknya Bebek Item Mas Wanto, Bandung membuktikan bahwa olahan bebek bisa tampil dalam berbagai karakter — semuanya menggugah selera dengan caranya masing-masing.
Setiap tempat punya keistimewaan sendiri: ada yang memanjakan penikmat pedas, ada yang menyajikan kelembutan daging bakar, dan ada pula yang menawarkan rasa dalam khas rempah hitam. Namun satu benang merahnya jelas — kecintaan pada rasa dan ketulusan dalam memasak.
Jadi, jika akhir pekan nanti kamu ingin menjelajah rasa di Bandung, sisihkan waktu untuk mencicipi tiga olahan bebek paling well ini. Karena di setiap gigitan, kamu akan menemukan bukan hanya kelezatan, tapi juga dedikasi panjang para penjaga cita rasa sejati. (dwi)







