Alasan Ibu Tiri Habisi Anak 6 Tahun dalam 3 Hari Berturut-turut

Esamesta.com – Seorang perempuan berinisial RN (30) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan yang berujung pada kematian anak tirinya, MAA (6). Bocah tersebut menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ibu tirinya. Akibatnya, MAA meninggal dunia pada Senin (20/10/2025).

Kasus ini terungkap setelah jenazah korban dimandikan oleh warga. Saat itu, warga melihat sejumlah luka di tubuh korban yang mengindikasikan adanya kekerasan. Laporan kemudian dibuat ke polisi. Pelaku RN langsung mengakui perbuatannya telah menganiaya MAA hingga tewas.

RN juga menjelaskan alasan menganiaya korban selama tiga hari berturut-turut hingga akhirnya tewas. Pemicu utamanya adalah korban tidak mau menuruti perintah pelaku. “Triger atau motif yang menjadi sebab pelaku melakukan penganiayaan tersebut adalah pelaku merasa kesal atau emosi ketika korban menolak diberikan makan atau disuapi makan, setiap harinya, tiap minggunya perlakuan terhadap pelaku kepada korban memang secara intensif dilakukan. Karena memang korban selalu menolak, tidak menuruti perintah pelaku,” kata Kompol Made Gede Oka Utama.

Baca Juga :  Orang Tua Murid Terpaksa Patungan Bayar Gaji Guru Agama Kristen di Muaro Jambi

Selain itu, ada alasan kedua yang membuat RN melakukan KDRT terhadap korban. Korban beberapa kali meminta uang jajan namun tidak diberi. Akibatnya, pelaku melakukan tindakan kekerasan terhadap korban.

Lebih lanjut, pelaku mengungkap fakta yang lebih mencengangkan. Rupanya RN sudah menganiaya korban sejak awal Oktober 2025. “Penganiayaan atau pemukulan yang dilakukan ibu korban itu secara berkala telah dilakukan sejak awal bulan Oktober 2025. Jadi secara berkesinambungan, penganiayaan tersebut sudah dilakukan,” kata Kompol Made.

Selama berhari-hari, pelaku memukuli dan melukai tubuh korban hingga akhirnya bocah malang itu pingsan di hari keempat. Korban akhirnya meninggal pada Senin (20/10/2025). “Puncaknya tiga hari belakang ini, secara intensif penganiayaan tersebut secara masif dilakukan oleh pelaku terhadap korban sehingga mengakibatkan berapa luka di tubuh yang cukup banyak, mengakibatkan korban pada hari keempat mengalami pingsan dan meninggal dunia,” sambungnya.

Gelagat Tak Wajar Ayah Korban

Sementara itu, terkait kasus penganiayaan tersebut, polisi turut memeriksa ayah kandung korban. Diduga, ayah kandung korban tahu jika anaknya dianiaya ibu tiri tapi tidak memberikan atensi lebih. Belakangan sosok ayah kandung korban pun jadi sorotan.

Baca Juga :  Bawaslu Kota Jambi Surati KASN : Soal Oknum ASN Lurah yang Ikut Acara Maulana

Pemandi jenazah korban, Sugeng, menguraikan gelagat tak wajar ayah kandung korban. Saat korban hendak dimakamkan, ayah kandung ogah menggunakan ambulans yayasan untuk mengangkut jenazah. “(kata ayah korban) ‘lebih baik saya bawa saja pak Sugeng (jenazah), saya gendong saja pakai motor’,” ujar Sugeng menirukan ayah korban.

Lebih lanjut diungkap Sugeng, pemakaman korban juga tidak dihadiri banyak orang. Hanya keluarga terdekat saja yang mendatangi kuburan korban. “Untuk mengantar jenazah itu 2 (motor) ya saya sama keluarga, ini saya sama pak Wahyu pengurus RT4,” katanya.

Hasil Ekshumasi Korban

Kasus penganiayaan bocah yang dilakukan ibu tirinya itu masih diselidiki pihak kepolisian. Setelah melakukan olah TKP bersama pelaku di TKP pada Rabu (22/10/2025) kemarin, penyidik melakukan autopsi terhadap jasad korban.

Baca Juga :  BGN Gelar Bimtek untuk 1.800 Personel SPPG di Bogor dan Sukabumi

Pada hari ini, Kamis (23/10/2025), polisi dan tim forensik membongkar makam sang bocah di TPU Kalang Anyar yang berada di wilayah Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Kompol Made Gede Oka Utama membongkar temuan mengejutkan usai ekshumasi.

Dari hasil pemeriksaan terhadap jasad korban, ditemukan fakta sementara bahwa adanya pendarahan pada bagian kepala korban. “Jadi ada aliran darah yang tidak lancar dan bagian kepala ataupun bagian otak mengalami pembengkakan,” ungkap Kompol Made Gede Oka Utama kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).

Dari hasil ekshumasi tersebut terkuak fakta bahwa korban meninggal dunia karena luka di kepala. Tim forensik juga menemukan beberapa luka di sekujur badan korban terutama pada beberapa titik bagian punggung dan bibir. “Yang menyebabkan meninggalnya korban adalah luka di bagian kepala dan kami meyakini itu akibat kekerasan dengan benda tumpul,” kata Kompol Made Gede Oka Utama. (sam)